Selasa, 24 Februari 2015

RESENSI FILM CAHAYA DARI TIMUR


Film ini diangkat dari kisah nayata yang berlokasi di berkisah tentang perjuangan Sani Tawainella (diperankan Chicco Jerikho), seorang pesepak bola yang memutuskan pulang kampung setelah gagal merintis karir profesional dan menghidupi keluarga dengan mongojek. Di tengah situasi konflik agama yang terjadi di Maluku, Sani berkeinginan menyelamatkan anak-anak di kampungnya melalui sepak bola. Di antara kesulitan hidup dan pilihan antara keluarga atau sepak bola, Sani ditugaskan membawa timnnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional. Keputusan Sani membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim menyebabkan perpecahan. Sani di hadapkan dengan trauma kegagalan masa lalu dan kesempatan untuk membawa cerita baik bagi Maluku.

Film cahaya dari timur adalah film yang menceritakan tentang kisah seorang yang bernama Sani Tawainella yang berada di ambon,maluku. Sani merupakan mantan pemain sepak bola yang berasal dari desa Tulehu,Ambon. Karena sulitnya pekerjaan disana ia menjadi tukang ojek untuk menghidupi anak dan istrinya. Sehari-hari selama ia bekerja ia sering melihat anak-anak di desanya sangat bersemangat bermain bola,ia pun tergerak hatinya untuk menjadi seorang pelatih meskipun harus meluangkan waktu antara bekerja dan melatih anak-anak  dan yang terpenting anak-anak tidak mengikuti kerusuhan di perbatasan karena di daerah mereka memang sering terjadi kerusuhan.

Ia melatih anak-anak dengan mengajak seorang temannya setim sepak bola dulu bernama Rafi. Setelah bertahun-tahun ia melatih anak-anak bermain,mulailah terlihat titik terang keberhasilannya. Pemerintah setempat akan memberikan bantuan untuk tim sepak bola tulehu untuk menjadi tim sepak bola yang profesional karena mereka yakin anak-anak dalam tim sepak bola tersebut memiliki bakat. Namun ternyata Rafi berkhianat terhadap Sani,ia menghakpatenkan tim sepak bola Tulehu dengan atas namanya padahal selama ini Sanilah yang berkorban untuk tim sepak bola Tulehu dan Rafi hanya mendampinginya. Saat itu juga Sani lebih memilih mundur dan bekerja sebagai pelatih sepak bola di Posso,dan juga sebagai mempererat antara Posso dan Tulehu agar tidak bentrok lagi.

Saat berkompetisi antara tim sepak bola SMK Tulehu dan SMK Posso, Tim sepak bola dari Posso lah yang menang dan Sani diminta kembali untuk menjadi pelatih di tim sepak bola Tulehu. Setelah bekerja teras dan berlatih akhirnya tim sepak bola Tulehu bisa mengikuti kompetisi John Mailo Cup di Ibu Kota. Pada awal pertandingan disana semuanya tidak berjalan mulus,banyak pertikaian antara pemain karena egonya masing-masing. Namun Sani tetap melatih bukan hanya permainan sepak bola namun juga mental mereka agar mereka membanggakan warga maluku. Akhirnya perjuangan mereka selama bertahun-tahun membuahkan hasil, tim sepak bola Tulehu berhasil mejuari Kompetisi John Mailo Cup dan berhasil mewujudkan cita-cita mereka sebagai pemain sepak bola profesional dan membanggakan warga Maluku.

Film Berdurasi : 130 Menit
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produser :

  •  Glenn Fredly
  • Angga Dwimas Sasongko

Penulis Naskah

  • Swastika Nohara
  • Mohammad Irfan
  • Ramly

Tim Produksi

  • Produksi pelaksana : Tersi Evaranti
  • Meneger Produksi : Dipo Alam
  • Produktion Company : PT Visinema Pictures

Alur Cerita film Cahaya Dari Timur tidak dapat ditebak karena pada awalnya mereka hanyalah pemain sepak bola di sebuah pelosok namun dapat ke ibu kota,dan para pemain dari tim Tulehu awalnya selalu megedepankan ego mereka masing-masing namun akhirnya merkea dapat berjuang dsan membanggakan warga Maluku.
Kelebihan film berlatar di tempat yang indah berupa pantai pasir putih yang berada di Pulau Maluku dan secara tidak langsung memperkenalkan temapt wisata yang belum terekspos oleh media. Dalam film juga menambah wawasan dalam bahasa karena menggunakan dialek ambon.
Kekurangan film ini adegan saat bermain bola terlihat kaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar